Dewasa ini, begitu
banyak permasalahan yang diakibatkan oleh orang yang tidak memperdulikan
Kelestarian Lingkungan alam sekitar, seolah-olah mereka seperti makhluk hidup
yang tidak memiliki akal dan kesadaran akan apa yang telah mereka lakukan
terhadap lingkungan alam tempat kita berpijak. Hal ini tentu saja mereka
lakukan semata-mata karena tidak tahu arti lingkungan itu sendiri bagi
kehidupan. Contohnya di Negara kita Indonesia tentunya memiliki masalah
lingkungan yang berasal dari sampah, yang sampai saat ini belum ada
penyelesaiannya. Dengan adanya masalah tersebut, sampai saat ini kita sebagai
generasi muda dituntut untuk memiliki kesadaran dini untuk memperhatikan
kelestarian lingkungan bagi alam di masa depan.
Kita sebagai masyarakat
sangat egois dalam hal memperhatikan lingkungan alam, jangankan di alam, di
lingkungan sekitarpun kita sangat acuh untuk memperhatikannya. Anggapan itu
merupakan hal yang wajar mengingat masih tabunya hal-hal yang berhubungan
dengan kelestarian alam di kalangan masyarakat. Sampah-sampah yang saat ini
meresahkan masyarakat di sebagian daerah di Indonesia menjadi suatu hal yang
sangat mengerikan untuk kelangsungan alam di masa depan. Selain masyarakat luas,
pemerintah pun harus turut mengambil alih dalam masalah ini. Sebenarnya ini
semua tergantung dari sudut pandang kita sendiri untuk melihat masalah ini
menjadi tanggung jawab kita bersama.
Demi terwujudnya
kesadaran lingkungan di masa depan, dari sebagian masyarakat luas yang hidup
dari alam, maka marilah kita melakukan kontribusi untuk alam. Bersumber pada data Kementerian Negara Lingkungan
Hidup 2007 menunjukkan, volume timbunan sampah di 194 kabupaten dan kota di
Indonesia mencapai 666 juta liter atau setara 42 juta kilogram, dimana
komposisi sampah plastik mencapai 14 persen atau enam juta ton. Berdasarkan
produksi sampah perorang yaitu 800 gram perhari dan dengan 220 juta jumlah
penduduk maka diperkirakan jumlah timbunan sampah nasional mencapai 176 ribu
ton perhari. Dengan masalah ini dari kalangan mayoritas yang merasakan akibat
dari sampah maka jelaslah kita akan
melakukan upaya demi pengurangan sampah tersebut. Kita mulai dari upaya yang
sangat sederhana seperti mendaur ulang sampah-sampah menjadi sesuatu yang
berguna. Dari upaya tersebut kita mengharapkan hasil yang optimal yang kita
berikan untuk kelestarian alam di masa depan.
Mengatasi
Masalah Sampah
Melestarikan Lingkungan
Alam adalah salah satu dari delapan poin Millenium Development Goals yang harus
terlaksana pada saat ini. Dengan semangat generasi muda, percaya atau tidak, daur
ulang akan menjadi solusi terbaik dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat
di masa depan. Daur
ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru
dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang
berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan,
energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika
dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu
strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas
pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam
konsep daur
ulang yaitu penerapan prinsip 3R (Reduce,
Reuse, dan recycle), serta prinsip pengolahan sedekat mungkin dengan sumber
sampah dengan maksud untuk mengurangi beban pengangkutan (transport cost).
Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa
didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara
garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran,
pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses produksi. Berdasarkan
peluang di atas, melalui generasi muda tak ada yang tidak mungkin diwujudkan.
Di tangan generasi mudalah semua ide segar dan segenap kekuatan baru terhimpun
secara massif untuk menggerakkan roda-roda pemikiran menjadi kenyataan di
lapangan. Tentu memanfaatkan lahan yang sudah ada, dan mengoptimalkan peran
daur ulang sampah tak perlu terburu-buru menjadi penentu kebijkan terlebih
dahulu, katakanlah sebagai pejabat publik. Namun beraksi sebagai manusia muda
tapi berintelektualitas tinggi dengan idealismenya, maka daur ulang akan
menjadi solusi terbaik. Dan dimulai dari disekitar kita, di dekat kita, di
tempat dimana kita bisa menemukannya dan ikut andil secara optimal.
Manfaat
Daur Ulang Sampah
Sebenarnya sangat banyak manfaat yang ada, jika memang semua
masyarakat benar-benar mau melakukan suatu hal yang bermanfaat dari sampah.
Satu tangan pemuda setiap harinya mengambil sampah yang ditemukan lalu di kumpulkan
pada tempat yang seharusnya. Sudah membantu pemerintah kota dan daerah untujk
mempermudah target dalam daur ulang sampah. Satu sisi bisa menyelamatkan
ratusan jiwa dari pencemaran lingkungan. Di satu sisi dapat menjadi pembunuh
berdarah dingin dengan membuang sampah seenak hatinya.
Menghimpun
satu kekuatan dalam institusi kemahasiswaa, organisasi masyarakat/pemuda, LSM
untuk menjadikan “one human one trash” sebagai agenda prioritas tahunan.
Dengan adanya konsensus bersama, satu koordinasi, bekerjasama dengan penentu
kebijakan di institusi/SMA/Universitas membentuk badan pengelolaan sampah
mahasiswa, atau setidaknya membuat ruang untuk pengumpulan sampah daur ulang.
Sederhananya adanya tempat sampah organik dan non organik untuk membantu dalam
penyeleksian daur ulang.
Menekankan bahwa satu tangan dan satu sampah di daur ulang
tiap harinya akan menurunkan emisi yang berpotensi menjadi efek gas rumah kaca.
Bukan tidak mungkin, berawal dari pemuda dapat berkontribusi di ranah nasional
dan internasional. Dengan terjun dan mengikat kontrak kerjasama antara
organsisasi siswa dengan pemerintah kota dan organsisasi internsional seperti
salah satunya GreenPeace. Dapat dijadikan fasilitas gerakan bersama
mendaur ulang sampah dan mengelolanya demi lingkungan yang sehat. Hal diatas
merupakan sedikit contoh dari kesadaran dini generasi muda.
Hambatan Proses
Daur Ulang Sampah
Pertama
yang menjadi kendala adalah kurang disiplinnya warga untuk mau turut ikut
campur dalam proses daur ulang, selain dari masalah disiplin, angkutan armada
yang ada pada dinas kebersihan menjadi hambatan utamanya. Tentunya ini membuat terhambatnya
proses kinerja dari daur ulang sampah tersebut. Rencananya dengan cukup banyaknya angkutan armada yang
ada proses pemilahan sampah organik dan non organik dapat terlaksana lebih
cepat sehingga mempermudah proses daur ulang. Masalah kekurangannya angkutan
armada ini tentunya menjadi tanggung jawab dari pemerintah. Jika saja pemerintah
mau turut ikut campur dalam mengatasinya, tentunya akan berkurangnya hambatan
dalam proses daur ulang sampah tersebut. Sebagai contoh kecil, sampah-sampah
yang ada di permukiman masyarakat seharusnya di angkut sesuai jadwal malah
tidak tepat jadwal yang mengakibatkan terlambat sampainya sampah menuju
penampungan.
Peningkatan
Kualitas
Kepadatan
penduduk di Indonesia menjadi masalah tersendiri bagi pemerintah. Pasalnya,
”meluapnya“ penduduk dapat menimbulkan dampak negatif khusunya dalam bidang
lingkungan. Hal ini diakibatkan oleh adanya aktifitas konsumsi yang dilakukan
oleh manusia. Sampah-sampah yang ditimbulkan akibat adanya aktifitas konsumsi
tersebut dapat menimbulkan penyakit-penyakit yang berbahaya, misalnya diare,
kolera, desentri dan tifus. Selain itu, sampah-sampah yang ada dalam skala
besar dapat merusak keindahan lingkungan. Oleh sebab itu, manusia dituntut
untuk meningkatkan kreatifitasnya dalam mengelolah sampah menjadi hal yang
lebih bermanfaat. Salah satu cara yang dapat dijadikan alternatif pengolahan
sampah adalah mendaur ulang sampah-sampah tersebut.
Mengingat banyaknya
manfaat dari daur ulang sampah, serta dampak negatif yang terjadi dapat diatasi. Banyak sekali peningkatan
kualitas dan perubahan yang akan terjadi seperti kualitas dari produk yang
dihasilkan, terwujudnya lingkungan yang bersih dan kemajuan dari kesadaran diri
masyarakat yang akan lebih terbuka dalam hal ini. Sudah jelas dari langkah
kecil saja kita dapat menyelamatkan kelangsungan hidup alam dan isinya.
0 komentar:
Posting Komentar